}); I Love Pasaman Barat: urang awak
Tampilkan postingan dengan label urang awak. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label urang awak. Tampilkan semua postingan

Kamis, 29 November 2018

KINALI PASAMAN BARAT

Kinali  adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Pasaman Barat , Sumatera Barat , Indonesia. Kinmatan Kinali memiliki luas wilayah 482,69 km2 dengan jumlah penduduk sekitar 52,552 jiwa, dan 9.398 rumah tangga (KK) yang terdiri dari 26.936 laki-laki dan 25.616 perempuan. adapun batas-batas wilayah kecematan adalah, sebelah utara berbatas dengan Kec. Luhak Nan Duo, selatan dengan Kec. III Nagari, sebelah barat dengan Samudera Indonesia dan sebelah timur dengan Kec. III Nagari. Kecamatan Kinali terdiri dari dua nagari, yaitu Nagari Kinali dan Nagari Katiagan-Mandiangin. Nama-nama jorong di Nagari Kinali adalah:      Sumber Agung, Wonosari, Ampek Koto, Langgam, Koto Gadang Jaya, Sidodadi, Bangun Rejo, Alamanda, Anam Koto Selatan, Anam Koto Utara,  dan  Sidomulyo . Sementara Nagari Katiagan-Mandiangin terdiri dari jorong Katiagan dan Jorong Mandiangin .   
Kawasan lain di daerah Pasaman Barat, Kecamatan Kinali, termasuk kawasan pesisir, yang berbatasan dengan kawasan perbukitan (Bukit Barisan). Sebelah barat yang berdekatan dengan pantai ([Samudera Indonesia]) adalah dataran rendah yang berawa-rawa. Dari sini tampak berdiri gunung yang menjulang indah, yaitu Gunung Pasaman dengan ketinggian 2190 m dan Talamau   dengan ketinggian 2913 m. Sebagai daerah yang dekat dengan pesisir, Kinali merupakan tempat mengalirnya beberapa sungai yang berasal dari berbagai daerah dataran tinggi bagian timur. Sungai-sungai tersebut adalah Batang Pinagar, Batang Paku, Batang Silambau, Batang Kinali, Batang Bunut, Batang Mandiangin dan Sungai Paku. Dari sungai-sungai inilah pengairan areal persawahan dan lahan penduduk, disamping juga untuk keperluan sehari-hari.
Penduduk Nagari Kinali bersifat heterogen bila ditinjau dari latar belakang etnik budaya. Ada tiga asal usul etnik utama yang mengatur daerah ini, yaitu Minang, Jawa dan Batak / Mandailing . Suku Minang adalah penduduk yang sudah lama mendiami daerah ini bertempat tinggal di kampung-kampung komunitas lokal      , seperti Langgam, Ampek Koto, Anam Koto Utara dan Anam Koto Selatan. Keberadaan etnik Jawa sebagian besar datang melalui program transmigrasi yang berlangsung selama tahun 1960-an s / d 1970-an. Khusus untuk Jorong Sidomulyo adalah pemukiman etnik Jawa yang penduduknya berasal dari bekas kantor keuangan Ophir milik Belanda. Setelah masa, mereka tinggal di berbagai desa di Pasaman Barat, termasuk Nagari Kinali. Etnik Batak / Mandailing mendiami berbagai wilayah dalam di Jorong Ampek Koto. Etnik Batak / Mandailing di Kinali umumnya bekerja dalam usaha pertanian, ladang dan menjaga ternak. Mereka yang berasal dari Tapanuli Utara  dan Tengah dan beragama Kristen kebanyakan ditemukan di Lapau Tampuruang, sementara yang berasal dari Tapanuli Selatan yang beragama Islam sebagian besar tinggal di Padang Lapai-Lapai dan Aia Putih.
Perekonomian Penduduk umumnya Bergantung pada Sektor Ekonomi Pertanian dan Perkebunan, terutama kelapa sawit , jagung , padi , padi gogo , kedele , singkong , cabe, kakao , kelapa , Dan kacang tanah . Dari luas kecamatan lebih dari separuhnya adalah areal perkebunan kelapa sawit, baik yang dimiliki oleh perusahaan swasta (PT), KUD , atau kebun milik rakyat. Ada tiga (3) buah pabrik pengolahan sawit yang beroperasi untuk menampung TBS masyarakat. Di Kecamatan Kinali terdapat empat pasar tradisional yaitu; Durian Kilangan               (Senin), Tampuruang (Minggu), Padang Canduah (Sabtu), dan Koto Panjang (Kamis) .Pasar bagi masyarakat Kinali merupakan salah satu sarana sosial yang sangat penting, karena sebagian besar hasil panen produk pertanian dan kebun penduduk dijual ke pasar dan kemudian dari pasar mereka berbelanja berbagai jenis kebutuhan untuk dikonsumsi. Disamping fungsi demikian hari juga bisa menjadi tempat istirahat bagi, sekitar para petani.      

Sabtu, 01 September 2018

ASAL MUASAL SUKU DI MINANGKABAU

Suku Minang awalnya terdiri dari empat suku induk yang kemudian berkembang menjadi ratusan suku karena hubungan kekerabatan dengan suku lain.
menurut digitalsumbar Asal usul Suku Minang Sumatera Barat berasal dari Kerajaan Minangkabau di Sumatera.
Bodi dari Bhodi (pohon yang dimuliakan orang Budha)
Caniago dari Caniaga (niaga = dagang) ·
Koto dari Katta (benteng)
Piliang dari Pili Hyang (para dewa)
Bodi Caniago adalah kelompok kaum Budha dan saudagar-saudagar (orang-orang niaga) yang memandang manusia sama derajatnya. Daerah asal diperkirakan dari Tiongkok, Campa dan Siam.
.
.
Koto Piliang adalah kelompok orang-orang yang menganut agama Hindu dengan cara hidup menurut hirarki yang bertingkat-tingkat. Daerah asal diperkirakan dari India Selatan
Suku Tanjuang berasal dari Marga Tanjung di Barus, Pesisir Barat Sumatera Utara, Barus sudah ramai penduduk sejak sebelum masehi
.
.
Suku Jambak (suku Campa) berasal dari Asia Tengah, mengembara ke selatan dan memasuki Sumatera lewat muara-muara sungai besar.
.
.
Suku Sikumbang, seketurunan dengan Suku Jambak. Kedua suku ini (Jambak dan Sikumbang) sama-sama mengagungkan Harimau sebagai perlambang (Harimau Campa dan Harimau Kumbang)
.
.
Suku Malayu, berasal dari penduduk asli Sumatera yang pernah hidup di kerajaan-kerajaan Malayu Tua seperti Kandis dan Koto Alang, di kemudian hari penduduk dari Dharmasraya dan bangsa proto Melayu yang tinggal di antara Sungai Musi dan Sungai Batanghari juga disukukan sebagai Malayu dalam adat Minang. Suku ini sangat memuliakan Bukit Siguntang Mahameru. Lihat kembali Tambo Alam Surambi Sungai Pagu yang penduduk awalnya bersuku Malayu
.
.
Suku Mandahiliang, suku pendatang dari Tapanuli Selatan yang dimasukkan kedalam adat Minangkabau
.
.
Suku Pisang, berasal dari penduduk Pisang di Kuala Inderagiri (lihat peta, lokasi di pangkal jalur merah)
.
.
Anda Orang Minang Harus Tahu dan Banggalah.
SUMBER; https://web.facebook.com/kabarantaucom