Kinali adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Pasaman Barat , Sumatera Barat , Indonesia. Kinmatan Kinali memiliki luas wilayah 482,69 km2 dengan jumlah penduduk sekitar 52,552 jiwa, dan 9.398 rumah tangga (KK) yang terdiri dari 26.936 laki-laki dan 25.616 perempuan. adapun batas-batas wilayah kecematan adalah, sebelah utara berbatas dengan Kec. Luhak Nan Duo, selatan dengan Kec. III Nagari, sebelah barat dengan Samudera Indonesia dan sebelah timur dengan Kec. III Nagari. Kecamatan Kinali terdiri dari dua nagari, yaitu Nagari Kinali dan Nagari Katiagan-Mandiangin. Nama-nama jorong di Nagari Kinali adalah: Sumber Agung, Wonosari, Ampek Koto, Langgam, Koto Gadang Jaya, Sidodadi, Bangun Rejo, Alamanda, Anam Koto Selatan, Anam Koto Utara, dan Sidomulyo . Sementara Nagari Katiagan-Mandiangin terdiri dari jorong Katiagan dan Jorong Mandiangin .
Kawasan lain di daerah Pasaman Barat, Kecamatan Kinali, termasuk kawasan pesisir, yang berbatasan dengan kawasan perbukitan (Bukit Barisan). Sebelah barat yang berdekatan dengan pantai ([Samudera Indonesia]) adalah dataran rendah yang berawa-rawa. Dari sini tampak berdiri gunung yang menjulang indah, yaitu Gunung Pasaman dengan ketinggian 2190 m dan Talamau dengan ketinggian 2913 m. Sebagai daerah yang dekat dengan pesisir, Kinali merupakan tempat mengalirnya beberapa sungai yang berasal dari berbagai daerah dataran tinggi bagian timur. Sungai-sungai tersebut adalah Batang Pinagar, Batang Paku, Batang Silambau, Batang Kinali, Batang Bunut, Batang Mandiangin dan Sungai Paku. Dari sungai-sungai inilah pengairan areal persawahan dan lahan penduduk, disamping juga untuk keperluan sehari-hari.
Penduduk Nagari Kinali bersifat heterogen bila ditinjau dari latar belakang etnik budaya. Ada tiga asal usul etnik utama yang mengatur daerah ini, yaitu Minang, Jawa dan Batak / Mandailing . Suku Minang adalah penduduk yang sudah lama mendiami daerah ini bertempat tinggal di kampung-kampung komunitas lokal , seperti Langgam, Ampek Koto, Anam Koto Utara dan Anam Koto Selatan. Keberadaan etnik Jawa sebagian besar datang melalui program transmigrasi yang berlangsung selama tahun 1960-an s / d 1970-an. Khusus untuk Jorong Sidomulyo adalah pemukiman etnik Jawa yang penduduknya berasal dari bekas kantor keuangan Ophir milik Belanda. Setelah masa, mereka tinggal di berbagai desa di Pasaman Barat, termasuk Nagari Kinali. Etnik Batak / Mandailing mendiami berbagai wilayah dalam di Jorong Ampek Koto. Etnik Batak / Mandailing di Kinali umumnya bekerja dalam usaha pertanian, ladang dan menjaga ternak. Mereka yang berasal dari Tapanuli Utara dan Tengah dan beragama Kristen kebanyakan ditemukan di Lapau Tampuruang, sementara yang berasal dari Tapanuli Selatan yang beragama Islam sebagian besar tinggal di Padang Lapai-Lapai dan Aia Putih.
Perekonomian Penduduk umumnya Bergantung pada Sektor Ekonomi Pertanian dan Perkebunan, terutama kelapa sawit , jagung , padi , padi gogo , kedele , singkong , cabe, kakao , kelapa , Dan kacang tanah . Dari luas kecamatan lebih dari separuhnya adalah areal perkebunan kelapa sawit, baik yang dimiliki oleh perusahaan swasta (PT), KUD , atau kebun milik rakyat. Ada tiga (3) buah pabrik pengolahan sawit yang beroperasi untuk menampung TBS masyarakat. Di Kecamatan Kinali terdapat empat pasar tradisional yaitu; Durian Kilangan (Senin), Tampuruang (Minggu), Padang Canduah (Sabtu), dan Koto Panjang (Kamis) .Pasar bagi masyarakat Kinali merupakan salah satu sarana sosial yang sangat penting, karena sebagian besar hasil panen produk pertanian dan kebun penduduk dijual ke pasar dan kemudian dari pasar mereka berbelanja berbagai jenis kebutuhan untuk dikonsumsi. Disamping fungsi demikian hari juga bisa menjadi tempat istirahat bagi, sekitar para petani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar