}); I Love Pasaman Barat

Sabtu, 01 September 2018

SUKU JAMBAK,MINANG ?

Salah satu kelemahan dalam menelusuri jejak sejarah di Minangkabau adalah tentang sumber yang tidak otentik atau sumber yang kebenarannya secara ilmiah diragukan. Tetapi, dalam hal lain, komunitas Minangkabau sendiri merupakan kumpulan masyarakat yang sangat unik dalam memelihara sejarah mereka.
Salah satu di antaranya adalah suku Jambak. Tidak jauh berbeda dengan sejarah suku-suku yang ada di Minangkabau termasuk sejarah tentang eksistensi suku Jambak yang berkembang disemua pelosok yang ada negeri ini.
Dari berbagai literatur yang dapat dijadikan rujukan, dikatakan bahwa terbentuknya suku di Minangkabau, pada awalnya diyakini banyak penduduk Minang bersumber dari dua suku yaitu Koto Piliang dan Bodi Caniago.
Karena pertambahan jumlah penduduk dan banyaknya berdiri berbagai perkampungan di negeri ini, ditambah dengan pengembangan budaya yang muncul dari masing-masing nagari waktu itu, mulailah kelompok suku tersebut terpecah kepada beberapa bahagian menurut garis keturunan ibu.
Kenapa, karena sistem perkawinan di Minangkabau berlaku sistem matrilineal. Di antaranya adalah Koto Piliang berkembang menjadi suku Koto dan suku Piliang, begitu juga dengan Bodi Caniago berkembang jadi suku Bodi dan suku Caniago dan suku-suku tersebut terus berkembang sampai menjadi puluhan bahkan ratusan suku.
Perkembang wilayah di Minangkabau dari taratak yang akhirnya menjelma jadi koto, maka seiring dengan itu berkembang pulalah suku-suku yang ada, dimana asal muasalnya adalah dua suku besartersebut.
Berbeda dengan keberadaan suku Jambak di Minangkabau bahwa kehadiran suku ini tidak berakar pada dua suku yang ada sebelumnya akan tetapi suku Jambak merupakan suku pengembara yang datang dari tanah Tiongkok. Kehadiran suku dari tanah seberang tersebut sampai menyebar ke wilayah daratan Minangkabau.
Kebiasaan orang Tiongkok yang melakukan pengembaraan dengan sistem ekspansi itu terjadi di Koto Tuo, kelompok yang mengembara tersebut dikenal dengan turunan suku Campa, mereka datang dengan seorang pimpinan raja perempuan yang bernama Hera Mong Campa. Satu riwayat mengatakan Hera Mong Campa datang dari Mongolia.
Orang Tiongkok pada waktu itu mempunyai kebiasaan berperang, kedatangan mereka di ranah Koto Tuo pun dilakukan dengan peperangan. Dari perjalanan panjang suku Campa di tanah Agam akhirnya membuahkan hasil dengan menyingkirnya penduduk yang mendiami Koto Tuo sebelumnya dan mereka hidup berkembang di wilayah tersebut sampai menyebar kebeberapa daerah di Minangkabau.
Sebahagian pendapat mengatakan penduduk yang mendiami Koto Tuo sebelum bangsa Tiongkok datang diperbolehkan tinggal didaerah asal mereka dengan sarat mengikuti aturan-aturan orang Campa dan sebahagian pindah ke daerah Kayu Tanam Pariaman dan kelompok ini yang berkembang menjadi Suku Sikumbang di Pariaman sampai ke wilayah Pesisir Selatan. Artinya Suku Sikumbang bukan bahagian dari Suku Bodi Caniago Maupun Koto Piliang hanya saja sama-sama kaum yang datang dari daerah yang sama yaitu Turkestan.
Jauh sebelum dikenalnya nama Minangkabau, kehadiran suku Campa sudah menyebar di wilayah Agam setelah mereka mengalahkan para pengembara Turkestan, menurut satu cerita keberadaan suku Campa di Tanah Agam terjadi sebelum pindahnya kaum Koto Piliang ke Luhak Limo Puluah Koto, itu makanya tanah Agam dikenal sebagai Luak Nan Tangah.
Karena proses panjang eksistensi pengikut Hera Mong Campa di tanah Agam, terjadilah perubahan sebutan dari suku campa menjadi suku Jambak, sama halnya dengan kisah Payokumbuah yang konon berasal dari kata Payau Kumuah.
Pemekaran wilayah pertama oleh suku Jambak adalah ke daerah Panampuang (salah satu nagari di Kecamatan Ampek Angkek) dan setelah itu menyebar sampai keseluruh wilayah lainnya. Saya pernah menemui ada sekelompok masyarakat dengan mayoritas suku jambak di Pasaman dan di Lubuak Aluang Pariaman, bahkan sampai ke daerah Bangkinang serta Taluak Kuantan.
Kabiasaan suku Jambak di antaranya adalah: Mereka suka hidup berkelompok sesama orang Jambak. Apabila melakukan kegiatan manaruko atau membuka lahan baru, maka wilyah tersebut diberi nama sesuai dengan nama suku mereka. Ttidak heran kalau disetiap wilayah yang ada di Sumatera Barat ada kampuang dengan sebutan Kampuang Jambak.
Secara genetik mereka pada saat usia lanjut mengidap penyakit tuli. Dalam masyarakat suku ini lebih banyak menurut dan lebih banyak diam artinya tidak suka neko-neko.
Hal yang di luar nalar kita adalah apabila melakukan pesta sering datang hujan, konon cerita ini adalah persumpahan Hera Mong Campa ketika kemarau panjang yang melanda daerah mereka. Sehingga memohon pada Tuhan agar diturunkan hujan pada saat butuh hujan dan kebetulan waktu itu mereka sangat butuh hujan karena akan melaksanakan pesta.
Menurut pendapat yang paling kuat adalah suku Jambak berkembang menjadi empat suku sekalipun ada yang berpendapat suku Jambak berkembang menjadi tujuh suku, ini juga disitilahkan dengan Jambak Tujuah Janjang, akan tetapi yang baru saya temui turunan suku Jambak baru empat nama lain, yakni Suku Salo, Suku Kateanyia, Suku Harau dan Suku Patopang.

sumber;https://web.facebook.com/kabarantaucom

Kamis, 30 Agustus 2018

Hidup kembali

heeii sobat...sdah lama ku tak mengunjungi mu.....banyak yang telah berubah.sejak ku pergi seakan akan aku tak lagi mengingat mu...walau kini banyak yang berubah,aku akan memulai kembali yang tlah lama tertinggal.
.semua di mulai dari nol...................
dan kini telah bermula....
dari keluarga kecil ku....

Sabtu, 28 November 2015

Pulau Panjang || Pesona Pasaman barat

Pantai Pulau Panjang
Dermaga

Pantai Pulau Panjang
Bila Anda berkunjung Ke Pasaman Barat, Jangan lupa Kunjungi SEBUAH pulau dipesisir Pasaman Barat Yang Bernama pulau PANJANG ...



pemondokkan

Unit PLTS 2 Pulau Panjang

Sabtu, 31 Januari 2015

Nagari Air Bangis

Nagari Air Bangis berada di Kecamatan Sungai Beremas, Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumatra Barat. Luas Nagari: 440,48 kilometer persegi.
Nagari Air Bangis berpenduduk 26126 jiwa (2018) terdiri dari 13431 laki-laki dan 12695 perempuan, serta 5862 rumah tangga

Fasilitas Kesehatan
Puskesmas : 1 Unit
Puskesmas Pembantu : 5 Unit

Fasilitas Agama

Masjid : 13 Unit
Mushala : 7 Unit

Nagari Air Bangis terdiri dari 15 jorong,yaitu :

1 Pasar Satu
2 Pasar Dua Suak
3 Pasar Muara
4 Pasar Baru Barat
5 Pasar Baru Timur
6 Pasar Baru Utara
7 Kampung Padang Utara
8 Kampung Padang Selatan
9 Pigogah Patibubur
10 Pasar Pokan
11 Bunga Tanjung
12 Silawai Tengah
13 Silawai Timur
14 Ranah Penantian

Nagari Air Bangis memiliki 36 sungai, yakni :

1 Batang Pardantiangan
2 Batang Bamban
3 Batang Tamak
4 Sungai Pinang
5 Batang Pakau
6 Air Ganggang
7 Air Ruding
8 Anak Air Kamang Gadai
9 Batang Sopan
10 Anak Air Tandikek
11 Air Garingging
12 Air Balam
13 Air Sasak
14 Air Tangguli
15 Air Banjar Alang
16 Air Kampung Alai
17 Air kampung Pinang
18 Air Tengah
19 Anak Air Bunga Tanjung I
20 Anak Air Bunga Tanjung II
21 Anak Air Pamatang Gunung
22 Air Tepi
23 Air Suak
24 Pincuran Mangkudu
25 Titian Biduak
26 Air Sibunian
27 Anak Air Kampung Padang
28 Anak Air Pati Subur
29 Batang Tamiang Ampalu
30 Batang Ampalu
31 Anak Air Simpang Kanan
32 Anak Air Kemuning
33 Danau Karuah
34 Danau Jernih
35 Batang Air Simpang Betung
36 Batang Penggambiran

Sumber info: Kecamatan Sungai Beremas dalam Angka 2019, BPS Kabupaten Pasaman Barat